Seluruh umat Islam telah memahami bahwa Hadist Rasulullah SAW adalah pedoman hidup yang utama setelah Al-Quran. Atau dengan kata lain hadist nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping Al-Quran. Seorang Pramuka selain harus mampu memaknai al-Qur'an tetapi juga harus mampu memaknai Hadist karena kedua hal tersebut adalah hal yang paling krusial dalam kehidupan beragama khususnya agama Islam.
Pada pembahasan kali ini kita akan mengkaji point terakhir dalam aspek spiritual Pramuka yaitu point 1 dengan sub point ke-6, yaitu dapat mengahafal minimal sebuah hadist dan menjelaskan hadist tersebut. Pada dasarnya, menghafal sebuah hadist saja memang cukup untuk dijadikan dasar calon tegak untuk mendapatkan tanda tangan dari penguji/pembina tetapi akan lebih baik jika calon tegak juga mampu menjelaskan definisi dan makna dari hadist tersebut.
PENCAPAIAN PENGISIAN SKU :
- Dapat menyebutkan dan menjelaskan sebuah hadist.
PEMBAHASAN MATERI
Hadis” atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru). Kata hadis juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Bentuk pluralnya adalah al-ahadits.
Hadits sebagaimana tinjauan Abdul Baqa’ adalah isim dari tahdith yang berarti pembicaraan. Kemudian didefinisikan sebagai ucapan, perbuatan atau penetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW. Segala tingkah laku manusia yang tidak ditegaskan ketentuan hukumnya, cara mengamalkannya, tidak dirinci dengan ayat Al-Quran secara mutlak dan jelas, dicari penyelesaian dalam macam-macam hadits.
Secara umum, macam-macam hadist terbagi menjadi 3 :
- Hadist shahih, yaitu hadist yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.
- Hadist hasan, yaitu hadist yang tidak memperlihatkan kelemahan dalam sanadnya. Disamping itu, hadist hasan hampir sama dengan hadist shahih. Perbedaannya hanya mengenai hafalan, di mana hadist hasan rawinya tidak kuat hafalannya.
- Hadist Dhaif, yaitu hadist yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat Hadist Shahih dan syarat-syarat Hadist Hasan.
Unsur-unsur yang terdapat pada hadist :
- Rawi, yaitu informan atau seseorang yang menyampaikan riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabi'in, tabi't tabi'in, dan seterusnya.
- Sanad, yaitu silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Pengertian sanad sebenarnya telah ada sebelum Islam datang, sebagai referensi kala itu.
- Matan, yaitu redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi dari perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Contoh Hadist tentang pentingnya menuntut ilmu :
Dalam hadist di atas dapat ditemukan unsur-unsur yang terdapat pada hadist tersebut:
Sanad, dalam hadist tersebut yang dimaksud dengan sanadnya adalah "Dari Anas ibn Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw bersabda"
Rawi, perawi dalam hadist tersebut adalah Ibn Majah
Matan, redaksi hadist tersebut adalah "Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam"
Makna yang terkandung dalam hadist di atas:
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Lalu, “ilmu” apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika Allah Ta’ala atau Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kata “ilmu” saja dalam Al Qur’an atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama), termasuk kata “ilmu” yang terdapat dalam hadits di atas.
0 Komentar